Analisis Air Mani – atau tes jumlah sperma adalah tes utama yang dilakukan untuk menilai kesuburan pria. Analisis ini melibatkan pemeriksaan sampel air mani pada kaca preparat di bawah mikroskop dan penerapan berbagai tes. Analisis dapat dilakukan secara manual oleh seorang profesional yang sangat terlatih atau dibantu komputer untuk meningkatkan akurasi penilaian.
Analisis Air Mani menyelidiki sejumlah karakteristik dari cairan dan sperma yang terkandung di dalamnya, termasuk:
- Volume ejakulasi: kuantitas air mani yang dilepas pada ejakulasi diukur;
- Konsentrasi dan jumlah sperma: konsentrasi sperma saat ejakulasi ditentukan dengan menghitung jumlah sperma pada setiap bidang visi mikroskop. Konsentrasi sperma per ml ejakulasi kemudian dapat dihitung;
- Motilitas sperma: kemampuan sperma untuk bergerak adalah prasyarat untuk pembuahan alami dan banyak prosedur teknologi bantuan reproduksi juga tergantung pada kemampuan sperma untuk bergerak dan membuahi telur. Oleh karena itu, sampel air mani diperiksa untuk menentukan berapa proporsi sperma motil dan sejauh mana mereka bergerak. Sperma dapat diklasifikasikan sebagai progresif cepat (yaitu bergerak cepat), progresif lambat (yaitu bergerak perlahan), non progresif (bergerak sangat lambat) atau imotil (tidak bergerak sama sekali);
- Morfologi sperma: bentuk sperma merupakan prediktor utama kapasitas sperma untuk membuahi sel telur sehingga merupakan bagian penting dari proses analisis ini. Bentuk ekor, kepala dan bagian tengah sekitar 200 sperma akan diperiksa dan rinciannya dicatat sehingga proporsi sperma bermorfologi normal dalam ejakulasi dapat dihitung;
- pH: tes pH dilakukan untuk menilai keasaman cairan mani;
- Sel darah putih: konsentrasi sel darah putih dalam cairan mani dinilai untuk menentukan ada atau tidaknya infeksi di saluran reproduksi pria;
- Proses pencairan: paska ejakulasi, cairan mani merupakan zat lendir tebal di mana sperma sulit bergerak. Air mani yang normal akan berubah menjadi cairan yang encer dalam waktu 15 – 60 menit setelah ejakulasi;
- Vitalitas: menilai proporsi sperma pada suspensi yang hidup;
- Antibodi sperma: diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dan mengurangi masa hidup dan merusak motilitas sperma. Sperma umumnya dilindungi dari antibodi saat berada di testis, namun pada pria yang pernah mengalami operasi testis atau trauma, antibodi sperma dapat ditemukan dalam cairan mani. Dalam kasus lain, keberadaan antibodi sperma tidak dapat dijelaskan.
Bagaimana Hasil Analisis Air Mani Ditentukan?
Analisis kualitas dan kuantitas sperma pada pria yang tidak subur dilakukan karena memungkinkan dokter untuk mendapatkan wawasan tentang faktor – faktor yang mungkin mendasari masalah ketidaksuburan pasangan. Namun, perlu diketahui bahwa penilaian seluruh populasi sperma dalam sampel ejakulasi tidak menentukan apakah seseorang memiliki kapasitas untuk menghamili secara alami (yaitu melalui hubungan seksual). Seorang pria dengan konsentrasi sperma rendah masih memiliki kapasitas untuk menghamili secara alami, meskipun kemungkinannya lebih rendah dibandingkan dengan pria yang memiliki konsentrasi sperma tinggi.
Hasil Analisis Air Mani dibandingkan dengan nilai referensi yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bila hasilnya di atas parameter-parameter yang ditetapkan oleh WHO, produksi sperma dianggap normal. Bila satu atau lebih dari nilai tes berada di luar kriteria WHO, analisis biasanya dilakukan lagi (idealnya 3 bulan setelah tes pertama) untuk mengkonfirmasi hasilnya.
Kualitas sperma dapat bervariasi dari waktu ke waktu, karena kondisi kesehatan, gaya hidup dan lingkungan. Sekitar 10% pria yang memberikan hasil abnormal pada analisis air mani pertama ternyata memiliki hasil yang normal ketika mereka diuji lagi.
Nilai Referensi WHO untuk Analisis Air Mani:
- Volume > 2 mL
- Konsentrasi sperma > 20 juta / mL
- Jumlah sperma > 40 juta per ejakulasi
- Motilitas sperma > 50% progresif atau > 25% cepat progresif
- Morfologi (bentuk yang normal) >15%
- Vitalitas hidup ≥ 75%
- pH ≥ 7,2
Berdasarkan hasil Analisis Air Mani, seorang pria akan diberi klasifikasi sperma, menggunakan terminologi standar berikut:
- Normozoospermia: (yaitu sperma normal) adalah klasifikasi untuk pria yang memiliki parameter-parameter Air Mani sesuai nilai acuan WHO (yaitu > 20 juta sperma / ml air mani, tidak ada cacat morfologi atau genetik dalam sperma);
- Oligozoospermia: adalah pria dengan konsentrasi sperma dalam air mani lebih rendah dari nilai acuan WHO (< 20 juta sperma/ ml air mani).
- Astenozoospermia: adalah pria yang menghasilkan proporsi sperma yang imotil atau kurang motil lebih besar dibandingkan nilai acuan WHO;
- Teratozoospermia: dicirikan oleh produksi sebagian besar sperma yang memiliki bentuk morfologi abnormal (misalnya sperma dengan bentuk abnormal yang tidak dapat mengikat dan menembus telur untuk pembuahan). Seorang pria oligoastenoteratozoospermia memiliki semua variabel sperma di bawah normal jika dibandingkan dengan nilai acuan WHO;
- Azoospermia: adalah suatu kondisi di mana air mani hadir tapi tidak mengandung sperma;
- Aspermia (anejakulasi): adalah kondisi langka di mana pria tidak mengeluarkan air mani setelah ejakulasi;
- Leukositospermia: mengacu pada konsentrasi sel darah putih dalam air mani lebih tinggi dari nilai acuan WHO;
- Nekrozoospermia: adalah air mani di mana semua spermanya tidak dapat hidup atau non-motil.
Demikianlah tadi sajian informasi tentang Analisis Air Mani yang dapat kami bagikan untuk anda. Semoga dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi anda.